G-NEWS (RAEOA-BAHASA INDONÉZIA) — Ketua Umum Uni Timor Aswain Eurico Guterres, tokoh yang sering disebut-sebut sebagai bagian dari kelompok milisia, akhirnya angkat bicara mengenai sebutan tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang baru-baru ini disampaikan, Eurico menegaskan bahwa ia bukan milisia seperti yang sering diklaim oleh banyak pihak.
Kepada G-NEWS, rabu (27112024) ini melalui alat komunikasi WhatsApp menjelaskan, meskipun begitu, ia mengungkapkan bahwa dirinya sudah terbiasa dengan hal tersebut.
“Saya bukan milisia seperti yang orang lain sebut di luar sana, tapi karena saya sudah sering disebut milisia jadi saya terima dengan senang hati dan saya juga tidak terlalu mempersoalkan sebutan milisia itu”, Eurico menjeslakan.
Tentang kalimat milisia yang sering disebut-sebut mau berhenti atau tidak semuanya ia kembalikan kepada mereka yang suka menyebut kalimat milisia tersebut.
“Saya hanya mau ingatkan bahwa, kami milisia juga manusia yang punya hak yang sama dengan yang lain. Jangan kita melihat milisia dari kacamata kuda, mari kita saling menghargai sebagai saudara untuk melihat masa depan”.
“Hasil pertemuan saya dengan PR RDTL di Kupang, Indonesia, kami telah sepakat untuk diadakan kembali Rekonsiliasi antara Orang Timor yang terbelah akibat jajak pendapat timor timur 1999 menuju masa depan yang damai sejahtera”, kata Eurico.
Rekonsiliasi antara Orang Timor ditetapkan, menuju masa depan damai dan sejahtera
Dalam pertemuan penting antara Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) José Ramos dan Eurico Guterres, yang digelar di Kupang, Indonesia, di antara tanggal 5 sampai dengan 11 November tahun 2024, telah dicapai kesepakatan untuk melanjutkan proses rekonsiliasi antara warga Timor yang terbelah akibat jajak pendapat 1999. Pertemuan ini bertujuan untuk merajut kembali hubungan yang telah lama terputus dan membuka jalan menuju masa depan yang damai dan sejahtera bagi seluruh pihak yang terlibat.
Pertemuan tersebut merupakan langkah signifikan dalam proses perdamaian pasca-konflik yang berlangsung setelah jajak pendapat yang menentukan kemerdekaan Timor Leste pada tahun 1999. Jajak pendapat tersebut menyebabkan perpecahan mendalam antara orang Timor, baik yang memilih untuk bergabung dengan Indonesia maupun yang mendukung kemerdekaan Timor Leste.
“Hasil pertemuan saya dengan PR RDTL di Kupang, Indonesia, kami telah sepakat untuk diadakan kembali Rekonsiliasi antara Orang Timor yang terbelah akibat jajak pendapat Timor Timur 1999 menuju masa depan yang damai sejahtera”.
“Kehadiran PR RDTL di Kupang, Indonesia dan mau menempatkan waktunya untuk bertemu dengan kami, itulah sikap seorang tokoh negarawan dan banyak menyampaikan hal positif tentang pentingnya sebuah rekonsiliasi antar orang Timor yang ada di Indonesia dengan yang ada di Timor Leste”. kata Eurico kepada G-NEWS.
Presiden RDTL José Ramos Horta juga mengundang para pihak untuk hadir pada acara hari Proklamasi Kemerdekaan Timor Leste yang ke 49, yang akan digelar di Ambeno-Oecusse, pada 28 November 2024. Dalam pernyataan resmi, Presiden Timor Leste menegaskan bahwa, acara ini bertujuan untuk mempererat hubungan dan mempromosikan nilai-nilai perdamaian antara Indonesia dan Timor Leste.
Eurico Guterres juga menegaskan bahwa undangan ini tidak terkait dengan penghargaan, melainkan fokus pada upaya rekonsiliasi dan kerjasama antar kedua negara.
“PR RDTL hanya kasih tahu saya tentang pentingnya rekonsiliasi dan undang saya untuk hadir pada tgl 28 November 2024 di Ambeno, dan PR tidak pernah bicara tentang penghargaan”.
Hubungan antara Eurico Guterres dan Xanana Gusmão
Eurico Guterres, Ketua Umum Uni Timor Aswain, menyatakan bahwa, selama ini hubungan kerjanya dengan Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmão berjalan dengan baik dan tanpa ada masalah. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara G-NEWS dengan melalui pesan WhatsApp, rabu (27112024) ini.
“Ya, selama ini hubungan saya dengan PM Xanana Gusmão berjalan baik tidak ada masalah”.
Ia mengungkapkan bahwa Perdana Menteri (PM) Xanana Gusmão selalu menekankan pentingnya rekonsiliasi dalam setiap kesempatan, serupa dengan pesan yang disampaikan oleh Presiden Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) José Ramos Horta dalam pertemuan mereka di Kupang.
“Benar, PM Xanana Gusmão selalu bicara tentang pentingnya rekonsiliasi sama seperti yang PR RDTL sampaikan kepada saya waktu ketemu di Kupang”.
Kedekatannya Guterres dengan PM Gusmão selalu didasari oleh komunikasi yang terbuka dan saling menghargai. “Selama ini, hubungan saya dengan PM Xanana Gusmão berjalan dengan sangat baik. Kami selalu bekerja sama untuk kepentingan negara, dan saya tidak melihat ada masalah antara kami,” kata Eurico.
CNC terlibat dalam tim rekonsiliasi siapkan TOR
Tim Rekonsiliasi yang bekerja sama dengan Centro Nacional Chega (CNC) Timor Leste sedang mempersiapkan dokumen Term of Reference (TOR) sebagai langkah awal dalam proses rekonsiliasi antara Timor Leste dan Indonesia. Hasil dari TOR ini nantinya akan dikonsultasikan dengan Presiden Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) JOsé Ramos Horta dan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dengan harapan bisa memulai kerja rekonsiliasi yang lebih konkret pada tahun 2024.
“Tim rekonsiliasi dengan CNC sedang bekerja keras untuk mempersiapkan TOR hasilnya akan dikonsultasikan dengan PR RDTL dan PR Indonesia, dan 2024 ini sudah mulai kerja”, Eurico menjelaskan.
Dirinya belum bisa memberikan pernyataan lebih lanjut terkait langkah-langkah selanjutnya. Hal ini disebabkan karena tim rekonsiliasi bersama dengan CNC masih dalam tahap penyusunan TOR, yang akan menjadi dasar bagi langkah-langkah rekonsiliasi ke depan.
“Saya belum bisa bicara, karena masih menunggu Tim rekonsiliasi dengan CNC yang masih menyiapkan TOR”, Eurico menegaskan.
Dalam wawancara singkat dengan G-NEWS, Eurico, mengungkapkan rasa rindunya untuk kembali ke kampung halaman di Timor Leste. Menanggapi pertanyaan G-NEWS tentang perasaannya, Eurico menyatakan bahwa, meskipun saat ini ia terlibat aktif dalam upaya rekonsiliasi, hatinya selalu terpaut pada tanah kelahirannya.
Mimpi untuk kembali ke kampung halaman di Uatolari, Viqueque, selalu ada dalam hati Eurico. Namun, ia sadar bahwa saat ini belum datang. Meskipun rindu, dia percaya setiap hal ada waktunya, dan saat ini bukan waktu yang tepat untuk pulang. Eurico yakin suatu saat nanti, waktu yang tepat akan tiba.
“Tentang mimpi bahwa suatu saat kembali ke kampung halaman saya di Uatolari, Viqueque itu pasti mimpi itu ada, dan saya bukan tidak mau, tapi belum waktu”, dia mengakhiri wawancara dengan G-NEWS.
Sampai berita ini di muat, tim redaksi G-NEWS belum mendaptkan komentar dari keetiga pihat tersebut, khususnya Direktur eksekutiv CNC Hugo Maria Fernandes, dimana CNC juga terlibat dalam tim rekonsiliasi menyiapkan TOR.
Editor: Amito Qonusere Araújo