G-NEWS (DILI) — Pada tanggal 9 September 2024, pukul 14.30 waktu Timor Leste, Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan bersejarah ke Timor Leste, sebuah negara kecil di dekat Indonesia. Kunjungan ini merupakan bagian dari tur pastoralnya yang lebih luas di Asia, dan merupakan simbol kuat dukungan Gereja Katolik terhadap negara yang baru merdeka tersebut.
Timor Leste, yang memperoleh kemerdekaan penuh pada 20 Mei 2002 setelah bertahun-tahun mengalami konflik dan kolonialisme, menyambut Paus Fransiskus dengan antusias dan penuh harapan. Selama kunjungannya, Paus Fransiskus mengadakan misa di Tasitolu di Dili, di mana ribuan umat Katolik berkumpul untuk mendengarkan pesan penuh kasih dan inspiratif dari pemimpin Gereja Katolik tersebut.
Paus Fransiskus juga mengunjungi berbagai komunitas lokal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat, memberikan dorongan moral dan dukungan kepada mereka yang terus berjuang membangun masa depan yang lebih baik. Kunjungan ini tidak hanya menandai komitmen Gereja Katolik terhadap Timor Leste, namun juga mencerminkan semangat universal Gereja untuk mendukung proses rekonsiliasi dan pembangunan di negara-negara yang baru merdeka.
Latar Belakang Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Timor Timur
Meski Paus Yohanes Paulus II tidak melakukan kunjungan fisik ke Timor Timur, namun ia berperan penting dalam mendukung perjuangan rakyat Timor Timur. Pada akhir tahun 1990-an, Timor Timur menghadapi masa ketegangan yang berujung pada referendum kemerdekaan yang penting. Di tengah situasi sulit ini, Paus Yohanes Paulus II berulang kali menyuarakan dukungan terhadap hak asasi manusia dan keadilan.
Dalam berbagai pidato dan pesannya, Paus Yohanes Paulus II mengungkapkan keprihatinannya atas kekerasan dan penindasan yang dialami masyarakat Timor Timur di bawah penjajahan Indonesia. Ia menekankan perlunya menghormati hak asasi manusia dan mendukung proses demokrasi di kawasan. Dukungan moral Paus Yohanes Paulus II memberikan semangat dan harapan kepada masyarakat Timor Timur yang akhirnya memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002 melalui referendum yang diadakan di bawah pengawasan internasional.
Paus Yohanes Paulus II juga mendorong masyarakat internasional untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada masyarakat Timor Timur, memperkuat upaya mereka dalam menciptakan masa depan yang lebih adil dan damai. Melalui pidato dan doanya, Paus Yohanes Paulus II menegaskan solidaritasnya terhadap perjuangan rakyat Timor Timur, dan meletakkan dasar bagi hubungan yang kuat antara Gereja Katolik dan negara baru tersebut.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste pada tahun 2024 dapat dilihat sebagai kelanjutan dari warisan dukungan Gereja Katolik yang dimulai oleh Paus Yohanes Paulus II, yang menegaskan komitmen Gereja untuk terus mendampingi masyarakat Timor Leste dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih baik.
Editor Teks : Amito Qonusere Araújo