G-NEWS (DILI) — Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi pantai, hiduplah seorang anak lelaki bernama Yohanes. Dia adalah seorang nelayan muda yang menghabiskan hari-harinya sendirian, tanpa orang tua di sampingnya. Sejak kecil, Yohanes telah belajar mencari nafkah dengan cara menangkap ikan dari laut. Meskipun ia masih sangat muda, ia memiliki keberanian dan tekad yang luar biasa.
Setiap pagi, Yohanes pergi ke pantai dengan perahu kecil yang diwarisi dari ayahnya. Ia memandangi ombak yang bergulung dan merasakan angin sepoi-sepoi. Meski merasa kesepian, dia tidak pernah menyerah. Dengan jala yang sederhana, ia berusaha menangkap ikan untuk mencukupi kebutuhannya. Kadang, ia juga menjual ikan-ikan itu ke pasar desa.
Suatu hari, saat sedang memancing, Yohanes melihat sesuatu yang berkilauan di permukaan laut. Rasa ingin tahunya mendorongnya untuk mendekati. Ternyata, itu adalah sebuah botol kaca dengan pesan di dalamnya. Dengan hati-hati, ia membuka botol itu dan menemukan sebuah surat yang ditulis oleh seseorang yang juga merasa kesepian. Dalam surat itu, penulis berbagi tentang kehidupannya dan harapannya untuk menemukan teman.
Yohanes merasakan koneksi yang mendalam dengan tulisan itu. Ia memutuskan untuk membalas surat tersebut. Dengan selembar kertas dan pensil, ia menuliskan pengalamannya dan bagaimana ia berjuang sendirian. Setelah selesai, ia memasukkan surat itu ke dalam botol dan melemparkannya kembali ke laut, berharap pesan itu akan sampai kepada penulisnya.
Hari-hari berlalu, dan Yohanes kembali menjalani rutinitasnya. Namun, hatinya terasa lebih ringan karena ia merasa tidak sendirian. Beberapa minggu kemudian, saat ia sedang menangkap ikan, Yohanes melihat sesuatu di tepi pantai. Itu adalah botol yang sama, tetapi kali ini ada surat baru di dalamnya.
Dengan berdebar, Yohanes membuka botol itu dan membaca balasan dari penulis sebelumnya. Mereka berbagi cerita, mimpi, dan harapan. Meskipun mereka tidak pernah bertemu, mereka menjadi sahabat melalui surat-surat yang saling mereka kirimkan. Yohanes merasa bahwa kini ia tidak lagi sendirian.
Sejak saat itu, Yohanes tidak hanya menunggu untuk menangkap ikan. Ia juga menunggu gelombang yang membawa surat dari sahabatnya. Persahabatan yang terjalin membuatnya merasa lebih kuat, dan setiap kali ia pergi ke laut, ia merasa bahwa ada seseorang yang peduli padanya, meskipun mereka terpisah oleh jarak.
Yohanes belajar bahwa meskipun ia hidup sendiri, hubungan yang ia bangun bisa mengubah rasa kesepian menjadi kebahagiaan. Dan di antara ombak dan angin, ia menemukan harapan dan cinta yang tak terduga.
Salam Redaksi G-NEWS