Pergi tanpa kata-kata

Foto: Ilustrasi
banner 120x600
114 Views

G-NEWS (CERPEN) — Di sebuah kota kecil yang sunyi, hiduplah seorang pemuda bernama Arka. Ia dikenal sebagai sosok yang pendiam, lebih suka mengamati dunia di sekelilingnya daripada terlibat dalam percakapan. Setiap pagi, Arka berjalan ke taman kota, tempat ia menikmati keindahan alam, sambil menyimpan semua perasaan dan pikirannya dalam hati.

Suatu hari, saat duduk di bangku favoritnya, Arka melihat seorang gadis muda, Mira, yang tengah menggambar. Dengan goresan pensilnya, ia menciptakan dunia yang penuh warna. Tanpa sengaja, pandangan mereka bertemu. Senyuman di wajah Mira membuat jantung Arka berdebar. Namun, kata-kata tak kunjung keluar dari bibirnya.

banner 325x300

Mira, merasa ada sesuatu yang berbeda, menghampiri Arka. Ia duduk di sampingnya, tanpa banyak bicara. Mereka berbagi keheningan, dan dalam diam itu, Arka merasa terhubung. Ia ingin berbagi kisah hidupnya, tetapi kata-kata terasa terjebak di tenggorokannya.

Hari-hari berlalu, dan Arka semakin sering menemui Mira di taman. Mereka duduk berdampingan, melukis dunia masing-masing tanpa perlu berbicara. Dalam keheningan, mereka menemukan makna yang lebih dalam. Arka mulai memahami bahwa terkadang, kehadiran seseorang lebih berharga daripada seribu kata.

Suatu sore, saat matahari tenggelam, Mira menggambar langit berwarna oranye dan ungu. Dengan penuh perasaan, ia menyerahkan gambarnya kepada Arka. “Untukmu,” katanya, meski suara itu nyaris tak terdengar. Arka menatap gambar itu, merasakan kehangatan dari setiap goresan. Ia merasa bahwa gambar itu adalah jembatan antara mereka.

Dengan hati-hati, Arka menggambar sebuah gambar sederhana di atas tanah dengan stik. Itu adalah bentuk hati. Mira tersenyum lebar, dan untuk pertama kalinya, Arka melihat kedalaman perasaannya terungkap tanpa kata-kata. Dalam keheningan itu, mereka tahu bahwa rasa saling memahami tak memerlukan penjelasan.

Hari-hari terus berlalu hingga suatu saat, Mira harus pergi. Keluarganya pindah ke kota lain. Hari itu, Arka merasakan kekosongan yang tak terlukiskan. Ia datang ke taman, berharap melihat senyuman Mira untuk terakhir kali. Namun, bangku tempat mereka duduk kini kosong.

Arka duduk sendirian, merindukan kehadiran Mira. Ia menggambar di tanah dengan stik, menciptakan gambar-gambar yang pernah mereka buat bersama. Meski Mira tak ada, kenangan mereka tetap hidup. Dalam heningnya, Arka menyadari bahwa pergi tanpa kata-kata bukanlah akhir. Setiap detik bersama Mira adalah cerita yang akan selalu ia simpan dalam hati.

Dalam kesunyian, Arka melanjutkan langkahnya, membawa pelajaran bahwa tidak semua perasaan harus diungkapkan. Terkadang, kehadiran dan pengertian lebih dari cukup. Dan meski Mira telah pergi, ia tahu bahwa cinta yang tulus takkan pernah pudar, meski terungkap tanpa suara.

Salam Redaksi G-NEWS

relavante